Senin, 20 Desember 2010

Semudah Itukah Mendapatkan SKCK?

Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang sebelumnya di kenal dengan Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB) adalah surat keterangan yang di terbitkan oleh POLRI yang berisikan catatan kejahatan seseorang. Surat ini berlaku selama 6 (enam) bulan. Berikut adalah langkah-langkah mendapatkan SKCK khususnya di Kecamatan Losari Cirebon.

Pertama, membuat Surat Pengantar RT/RW dengan melapor ke RT setempat dimana kita tinggal. Biasanya proses tak berlangsung lama kita cukup menunggu sebentar. Untuk masalah administrasi tergantung kebijakan setempat. Kedua, Surat Pengantar Desa. Setelah pengantar RT selesai, kita ke Desa untuk meminta surat pengantar desa. Di situ kita akan di mintai foto copy KTP. Biasanya di kenai biaya administrasi tergantung kebijakan setempat (seharusnya gratis). Ketiga, Pengantar Kecamatan. Kita meminta tanda tangan dari kecamatan dan seperti halnya di desa akan di kenai biaya administrasi sepuluh ribu rupiah (seharusnya gratis juga). Keempat, Pengantar Polsek dengan sebelumnya menyiapkan foto berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar dan semua berkas di gandakan. Di kenai biaya administrasi sepuluh ribu rupiah. Dan kelima, proses akhir mengurus SKCK, kita pergi ke polres. Di tempat ini kita akan mengisi formulir yang menurut peraturan seharga sepuluh ribu rupiah dan membawa foto ukuran 4 x 6 sebanyak 2 lembar.

Proses mendapatkan SKCK tergolong rumit karena harus melalui beberapa instansi desa maupun kecamatan. Namun berdasarkan pengalaman saya beberapa waktu lalu yang menemani teman saya membuat SKCK untuk keperluan melamar kerja prosesnya justru mudah sekali. Teman saya langsung mengunjungi Polres yang ada di Losari kemudian bertemu dengan petugas kepolisian yang bertugas melayani pembuatan SKCK, teman saya hanya di mintai biaya administrasi sebesar sepeluh ribu rupiah dan cukup menyerahkan 2 lembar foto berwarna ukuran 4 x 6. Hanya mebutuhkan waktu kurang dari setengah jam SKCK sudah ada di tangan.

Yang menjadi permaslahan di sini ialah apakah mendapatkan SKCK semudah itu? Bukan kah surat tersebut penting bagi kepolisian karena memuat suatu pernyataan bahwa pihak yang bersangkutan tidak tercatat dalam buku hitam kepolisian. Seharusnya dalam pembuatan pun harus melalui proses pemeriksaan secara mendalam. Pelayanan yang di lakukan oleh pihak kepolisian dalam pembuatan maupun perpanjangan SKCK layaknya di barengi dengan ketelitian petugas dalam memeriksa kejelasan mengenai calon pembuat SKCK tersebut.


sumber : http://www.wikipedia.com/skck

Kamis, 16 Desember 2010

Love Is Friendship

Love is Friendship

Malam sudah larut, jam dinding dikamar alin sudah menunjukan pukul 22.35 WIB.Tapi mata cewek yang bisa di bilang tomboy ini sulit sekali tertutup padahal dia sudah mengantuk.semua posisi tidur yang dianggap nyaman olehnya sudah ia coba tetapai tetap tidak bisa.
“huft...kenapa sih ni mata susah banget di ajak tidur.padahal besok pagi sekolah...”
Saking bosannya karena tidak ada yang dia kerjakan, Alin iseng ngetik 12 digit nomor 085608392xxx di ponselnya secara acak dan tidak disangka nomor tersebut aktif.
“hallo...”
Alin terkejut nomor yang tadi dia tekan ternyata pemiliknya cowok. ‘haduwh diangkat, aku lanjutin enggak ya...hmm’
“hmm ya halo...”
“maaf ini siapa ya,,??”
“hmm maaf emh anu aku ganggu.. Aku Alin,tadi cuma iseng aja pencet-pencet nomer asal eh ternyata nyambung...hehe.maaf maaf ea”(sok akrab hahay)
“owh enggak apa-apa ko kamu enggak ganggu.hhee..oh iya kenalin juga aku Rega”
Dan bla bla bla mereka berkenalan dan saling bercerita.sampai tidak terasa sudah lebih dari satu jam mereka mengobrol.
“hmm kayaknya kita udahan dulu dah ngobrolnya, ga kerasa udah malem banget, aku juga dah ngantuk ni”
“owh ya udah aku juga udah ngantuk “
“ya udah aku tutup telfonya ya, makasih udah temenin aku. Padahal kita baru kenal tapi udah ngerepotin. “
“ya alin enggak apa-apa ko, seneng bisa ngobrol sama kamu hehe...”(malu-malu meong)
Setelah obrolan Alin sama Rega berhenti. Alin langsung memeluk boneka TAZ kesayangannya dan tidur, begitu juga dengan Rega disana.
Dan paginya Alin bangun kesiangan jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 06.15 pagi. Alin langsung pergi ke kamar mandi. Hanya dengan waktu kurang lebih 7 menit Alin sudah selesai dan segera siap-siap untuk berangkat ke sekolah.’aduh moga aja ga telat’.
Akhirnya dia sampai di SMA Negeri 27 Jakarta Pusat tempat di mana cewek dengan tinggi 165 cm dan dengan penampilannya yang mirip dengan Mita salah satu personil The Vigin ini menuntut ilmu. Dengan nafas yang terengah-engah Alin segera berlari menuju kelasnya dan langsung duduk di kursi datar kesayangannya. Disamping tempat duduk Alin sudah ada sesosok cewek berrwajah oval, dengan rambut segi panjang lurus, kulitnya kuning langsat, tingginya sekitar 160cm yang dari tadi sudah memperhatikan tingakah laku sahabatnya Alin dengan wajah keheranan karena tidak biasanya Alin dataang telat seperti ini, Alin biasa datang lebih dahulu ke sekolah dari pada dia.
“tumben lin kamu dateng telat kayak gini. ada apa nih...??”(tanya syla)
“huft...entar deh aku ceritain.cape nih kaki dari tadi lari-lari untung aja belum ada guru killer itu.”
“haha.,ada ada saja kamu ini lin.lagian ampe lari-lari segala nyantai aja kali tadi ketua kelas kita bilang bu Asti dateng agak telat.kasian dweh kamu...weks”
“halah ampun dah napa enggak bilang dari tadi”(cemberut)
“hhahhaha...”

*********

“lin tadi katanya kamu mau cerita...apaan?”
“oya lupa hehe...gini Syl tadi malem kan aku enggak bisa tidur sampe jam 11 malem gitu, terus aku iseng-iseng aja telfon ke nomor asal eh ga taunya nyambung yang angkat ternyata cowok..”
“ya ampyun iseng banget sih kamu kayak enggak ada kerjaan lain,.trus trus?”
“namanya Rega, umurnya enggak beda jauh sama kita, dia juga udah kuliah terus ngobrol kesana kemari. Karna saking asiknya ngobrol ampe enggak kerasa hampir jam 1pagi...akhirnya aku telat deh bangunnya.trus kamu tau sendiri gimana lanjutannya”
“ye dasar lu untung yang angkat cowok yang enggak beda jauh umurnya sama kita coba kalo yang angkat bapak-bapak, atau yang lebih ekstrim germo gimana coba...iseng banget jadi anak. Kenapa kamu enggak telfon aku atau Izy aja, ini malah nelfon ke orang yang enggak jelas gitu..”
“astagfirullah jangan ampe dah nyasar ke germo segala,,lagian palingan juga nelfon kamu atau izy enggak di angkat kalian jam 8 aja udah tepar.hhu”
“jiyahh..eh eh tp BTW kenalin donk sama rega, kali aja tuh anak ganteng..wkwkw”
“enak ja weks, mulai dah naluri genitnya nongol . .”
“gitu ikh sama sahabat sendiri juga aku jomblo nih :( “ (wajah memelas syla)
“bodo...weks”
Alin sama syla sudah menjalin persahabatan dari kelas 1 SMA. Mereka cukup unik keduanya begitu berbeda. Alin orang yang cuek, maskulin, berani, smart intinya Alin orang yang easy going. Nah kalo Syla lembut, girly, penakut, pemalu, seperti cewek-cewek kebanyakan. Tapi walaupun berbeda mereka saling memahami satu sama lain dan enggak bisa dipisahkan lagi. Ada satu orang lagi yang menjadi sahabat mereka berdua, dia Izy cowok berkaca mata, cakep, putih, dan tinggi.


Hari minggu, dikamar yang cukup nyaman dengan cat tembok berwarna biru langit, terdengar sebuah lagu yang diputar oleh seseorang gadis yang sedang merenung dikasurnya sembari memeluk bantal berbentuk love dengan erat.

Lepaskanlah ikatanmu dengan aku biar kamu senang, . .
Bila berat melupakan aku pelan-pelan saja. . .
By KOTAK BAND..

Sudah 5x Syla memutar lagu yang sama, tidak sengaja air matanya keluar dari kedua mata indahnya. Setiap Syla mendengar lagu itu dia teringat masa lalunya yang cukup membuat Syla menangis begitu lamanya. Dua tahun lalu Syla mempunyai pacar, namanya Ega. Mereka terlihat serasi sekali. Syla sayang sekali sama Ega begitu juga sebaliknya. Tapi semua itu hilang setelah Ega dikenalkan oleh teman dekat Syla. Syla orang yang selalu mementingkan sahabatnya sehingga tanpa memikirkan perasaan sendiri Syla rela melepas Ega untuk bersama teman dekatnya itu walaupun sebenarnya perasaan Syla sangat tersakiti dan kecewa dengan sikap teman dekatnya sendiri yang diam-diam menusuknya dari belakang.
“Syla udah lah jangan nangis terus jelek tau” (ucap Alin sambil menghapus air mata di pipi Syla)
“eh kamu lin kapan dateng??”
“aku dateng dari tadi tau kamu aja yang enggak sadar, sibuk mulu sih ngeluarin air mata...udah dapet brapa botol tuh?”
“udah 2 botol nih lumyan lah buat di minum sama kamu hehe”
“yee...enak aja ogah, mending kamu yang minum biar lupa dah sama masalah yang atu itu”
Keduanye mulai saling mengejek sampai tidak sadak suara cekikikan mereka terdengar keluar kamar Syla. Syla diam sejenak sambil memperhatikan Alin yang sedang asik mengeluarkan kalimat-kalimat gurauannya, yang membuat syla tak kuasa menahan tawanya dan melupakan segala kesedihannya. ‘aku beruntung kenal kamu lin, kamu slalu ada buat hibur tiap aku sedih, kamu slalu support ak dalam keadaan apapun, kamu bener-bener sahabat yang selama ini aku cari. Aku mau selamanya kita tetap kayak gini. Aku percaya kalo ada kamu disamping aku, aku pasti engga bakal sedih :)’
“yee ni anak bengong kayak ayam tetangga sebelah aja" (ledek Alin lagi sambil ngacak-ngcak rambut syla)”
“enak aja...huft kamu tuh ayamnya.. :p”
“haha sama-sama ayam jangan saling menuduh”

Seharian mereka habiskan untuk bercerita panjang lebar yang tidakjelas arah pembicaraannya, mulai dari bercerita tentang si Izy yang sedang melabuhkan hatinya kepada seorang wanita tetapi dia tidak mau memberitahukan siapa wanita misterius itu, teman-teman sekelas mereka yang aneh-aneh dan Alin banyak bercerita tentang Rega yang akhir-akhir ini sering komunikasi via handphone yang membuat Syla ingin berkenalan juga dengan Rega.
“lin kenapa kamu enggak minta ketemuan aja sama si Rega masa kenal lewat HP enggak seru kali..toh Rega juga katanya stay di sekitar jakarta juga.”
“yeeee, aku ga enak kalo ngajak ketemuan duluan mau di taro kemana ni muka. Ga dah..”
“jiyah ni anak taro ja mukanya di tas ransel kamu beres dah tu..”
“pokoknya ogah dah, nunggu dia ngajak ketemuan aja..”
“ya deh bang cakep..terserah saja..”
“ye napa aku di panggil abang..”
“sukasuka donk mulut aku ni :p weks..” (sambil melempar boneka kearah Alin)
Ponsel Alin berbunyi tanda ada pesan masuk , Alin segera mebuka SMS dari Rega.
“dari siapa lin?”
“Rega, Syl dia ngajak ketemuan di taman kota hari minggu ini.”
“wah ko bisa kebetulan gitu ya baru aja kita omongin..trus kamu mau ga?”
“bingung..”
“yaelah lin napa pake bingung segala sih, udahsini aku balesin SMSnya Rega bilang kalo kamu mau ketemuan” (langsung merebut HP Alin tanpa basa basi lagi)
“eh,,eh”
“nih udah aku bales SMS Rega..gitu aja repot. Grogi ya lin :p ”
“enggak, sok tau..”
“idih enggak ngaku nih ceritanya..muka dah kayak kepiting rebus gitu juga..”
“hmm ceitanya gantian ngeledek nih ..awas ya.”
“sok ajah kalo berani,, :p ”
Alin lansung melempar bantal ke arah Syla begitu juga sebaliknya. Perilaku kedua gadis itu di saksikan oleh ibu Syla yang hanya bisa tersenyum memperhatikan keduanya.
“Syla, Alin udahan dulu becandanya, ayo kita makan ..” (perintah ibu Syla)

*********


Suasana taman kota saat ini tidak terlalu ramai dan kebanyakan dari taman kota adalah sepasang kekasih yang sedang menikmati waktu berdua yang mungkin tidak bisa setiap hari mereka lewati. Terlihat juga satu keluarga yang sedang bercengkrama, kemudian anak kecil yang sedang menangis meminta ice cream, sungguh suasana yang sangat jarang terlihat di antara kepadatan dan rutinitas Jakarta yang tidak mengenal waktu. Di sudut taman terlihat seorang cowok yang stylenya hampir mirip dengan salah satu aktor muda yaitu Rifky Balweel yang bermain dalam film horor yang berjudul 'The Wall' , sedang duduk di bawah pohon rindang yang cukup besar. Ya dia Rega. Rega sedang menunggu Alin yang belum juga datang padahal sudah lewat 30menit dari waktu yang sudah mereka atur sebelumnya. Sesekali Rega melihat wanita disekeliling taman dengan maksud ada wanita yang dia tunggu walaupun Rega belum tahu persis bagaimana sebenarnya fisik Alin. Dan tidak sengaja Rega melihat pemandangan yang cukup membuatnya tersenyum, ada seorang cowok yang sedang menjadi bulan-bulanan dua cewek, mungkin karena cowok tersebut ketahuan selingkuh. Ditamparlah, didorong-doronglah, disiram pake air minum dan lainya yang mewakilkan kekesalan dua orang cewek itu.
Akhirnya Alin dengan Syla tiba ditaman kota dan langsung memarkirkan kendaraan mereka. Kemudian mereka pun segera masuk ke halaman taman sembari mencar-cari sosok cowok yang mereka maksud. Mata Alin tidak sengaja menuju seorang cowok yang terlihat dari belakang mirip sekali dengan ciri-ciri yang disebutkan oleh Rega. diceritain Rega sama aku” (sambil menunjuk cowok yang sedang duduk di bawah pohon)
“kamu yakin lin?”
“ya mungkin...apa kita samperin langsung aja.”
“heem yuk”
Alin dan Syla pun menemui cowok itu dan memanggil nama Rega. Rega seperti kenal sekali dengan suara yang memanggil namanya, kemudian Rega langsung memalingkan badannya ke arah suara yang memanggil namanya. Rega melihat dua orang cewek cantik. Yang satu berpenampilan maskulin hanya memakai setelan t-shirt putih dan celana jeans dengan sedikit sobekan serta sepatu kets merah hitam sedangkan cewek satu lagi kebalikannya, ia girly sekali dan lebih terlihat anggun dengan rambutnya yang tergerai panjang.
“Alin...” (Rega memanggil nama Alin namun melihat ke arah Syla)
“ha..??” (wajah Syla kebingungan) “bukan aku¸ ini alin yang kamu maksud.” (samblil menggeser tubuh Alin hingga berhadapan dengan Rega)
“owh maaf maaf banget...aku kira kamu Alin” (malu) “emmh Alin maaf ya aku sampe salah orang gini..hhhehhe.” (sembari menggaruk-garuk kepalanya walaupun sebenarnya tidak gatal)
“ga usah gitu kali biasa aja, ga apa apa ko..oh iya kenalin ini best friend aku namanya Syla..”
“hy Syla..aku Rega..:)”
“ya udah tau kok dari Alin hhehhe..”
Setelah perkenalan itu mereka mengobrol dan memutuskan untuk mecari tempat makan di sekitar taman. Sejak pertemuan tadi pagi hingga detik ini diam-diam Rega selalu memperhatikan Syla, banyak yang menarik dari Syla. Rega suka dan kagum dengan cewek yang satu ini yang bisa membuatnya penasaran. Hari sudah menjelang sore acara ketemuan itu pun harus segera di akhiri karena Syla sudah di telfon oleh ibunya untuk segera pulang. Banyak hal yang berkesan di hati mereka bertiga apalagi untuk seorang Rega.

************


Bagi sebagian orang malem minggu memang membosankan sekali jika waktu yang ada hanya di lewati dengan berdiam diri di rumah, apalagi mengingat jadwal sekolah yang setiap hari sabtu pulang pukul 13.00 dan dilanjutkan pelajaran tambahan dari sekolah untuk persiapan UAN sampai pukul 16.00. Setelah itu pulang dan bingung apa yang ingin di kerjakan. Biasanya Alin hangout bersama Syla dan Izy, maklumlah tidak ada lagi yang bisa di ajak keluar selain mereka berdua. Kami bertiga sama-sama jomblo alias belum mempunyai pasangan sehingga kami biasa menikmati waktu senggang untuk mencari hiburan bersama, tapi malam minggu kali ini Syla dan Izy tidak mau di ajak jalan. Karena bingung ingin pegi kemana akhirnya Alin pergi saja kerumah Syla dan manginap dari pada dirumah sendirian dan bosan setengah mati lagian orang tua Alin kebetulan sedang keluar kota sampai tiga hari kedepan. Alin cewek yang paling tidak bisa hanya berdiam diri di rumah. Alin tidak mengulur-ngulur waktu lagi ia langsung mengambil jaket warna hitam merah yang tergantung rapi didalam lemari kamarnya kemudiam mengambil kunci motor yang selalu menemani kemanapun Alin pergi. Hanya butuh waktu 10 menit untuk menempuh perjalanan dari rumah Alin ke rumah Syla. Sesampainya di rumah Syla disambut hangat oleh ibu Syla. Ibu Syla memang sudah menganggap Alin seperti anaknya sendiri kebetulan juga ayah Alin adalah temannya semasa SMA. Tidak heran Alin diterima sangat baik oleh keluarga Syla seperti anak sendiri
“eah nak Alin ayo silakan masuk..”
“ya tante terima kasih..”
“langsung masuk ke kamar Syla aja, Syla ada di kamarnya dari tadi sore ga kluar tuh, ga tau ngapain aja...”
“oh gitu ya tante, ya sudah aku nemuin Syla dulu tan..”
Alin langsung bejalan menuju kamar Syla yang berada tidak jauh dari pintu depan dan langsung menjatuhkan badannya ke kasur Syla sampai tidak sengaja menimpa tangan Syla yang sedang asik membaca novel.
“aduh sakit tau...”
“eh maaf enggak tau ada tangan di situ”
“hhuhu udah masuk kamer orang engga pake salam di tambah nindihin tangan orang pula..”
“ea deh non sori sori..hhehe gitu aja manyun jeleg tau”
“biariiind!”
“jeleg..ea hp kamu bunyi tuh...”

Syla mengambil handphonenya yang ada dimeja dan membaca tulisan yang ada di layar handphone nya.

Dari: Rega
met mlm syla...gy ngapain nih?!

Syla langsung membalas SMS nya

Ke : Rega
mlm jg rega...q gy bca novel ja dkamer.

Dari: Rega
owh...emg ga kluar rumah??

----bla.bla.bla balas-balasan SMS----

“kamu SMS-an sama siapa sih??”
“hmm ini si Rega nggga tau kenapa sejak kita ketemuan kemaren-kemaren jadi sering SMS sama telfon aku. . . .emmh kamu masih sering SMS-an atau telfonan-telfonan ennga sama Rega?”
“owh...sekarang udah jarang.ya udah lanjutin aja SMS-anya” (Alin langsung diam)
Sebenarnya Alin agak kesal dengan Syla karena tujuan Alin menginap di rumah Syla agar tidak kesepian dan bosan tetapi setelah dirumah Syla, Syla malah asik SMS-an dengan Rega. Namun sikap Alin itu ditangkap berbeda dengan Syla, Syla mengira Alin cemburu dengannya gara-gara dia SMS-an sama Rega cowok yang sedang dekat dengan Alin. Karena merasa tidak enak hati Syla pun berhenti SMS-an dengan Rega dan berusaha mengembalikan mood alin.
“aku udah engga SMS-an ko, sekarang kita mau ngapain nih biar seru”
“SMS-an juga ga apa apa ko.ga tau mau ngapain. . .” (alin dingin banget)
“emhh gimana kalo kita nyanyi aja...kamu yang mainin gitar aku yang nyanyi.mau ya mau ya...?”
“hmmmmnn...”
“ayolah lin jangan cemberut mulu jeleg tau..”
“ya udah gih ambil gitarnya.”
“nah gitu donk..hhehe..bentar yah aku ambil dulu gitarnya.”
Syla langsung mengambil gitar yang ada di atas almari kamarnya dan menyerahkannya ke Alin. Mereka berdua pun beryanyi bersama.

Kau kan slalu tersimpan di hatiku..
Meski ragamu tak dapat ku miliki..
Jiwaku kan slalu bersamamu..
Meski kau tercipta bukan untukku..

Tuhan..
Berikan aku hidup satu kali lagi..
Hanya untuk bersamanya..
Ku mencintainya sungguh mencintainya..
Rasa ini sungguh tak wajar..
Namun ku ingin tetap bersama dia untuk selamanya..

Mengapa cinta ini terlarang..
Saat ku yakini kaulah milikku..
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu..
Meski ku yakin tak ada cinta selain dirimu..

*back to reff

(The Virgin Band, Cinta Terlarang)

Bait demi bait lagu mereka nyanyikan bersama. Akhirnya mood Alin kembali lagi, ia sudah tidak merasa di acuhkan lagi. Keduanya pun merasa cukup senang ternyata malam minggu kali ini cukup seru walaupun tanpa ada seorang pacar yang menemani. So, siapa bilang malam minggu hanya milik mereka yang sedang berpacaran.


**********


Hubungan Rega dan Syla semkin erat saja. Tidak jarang mereka setiap hari minggu jalan bareng untuk sekedar lunch, nonton, jalan-jalan ke mall dan lainnya. Bahkan bisa dibilang sekarang waktu yang dihabiskan Syla lebih sering bersama Rega dibandingkan bersama kedua sahabatnya yaitu Alin dan Izy. Alin dan Izy merasa agak jauh dengan Syla sekarang. Jarang sekali ada waktu luang untuk jalan bertiga seperti sebelum Syla sibuk dengan Rega. Kedekatan Syla dengan Rega juga membuat Alin berubah, Alin sekarang terlihat lebih sering diam. Izy tak mengerti ada yang terjadi dengan ke dua sahabatnya itu. Seperti yang terjadi sekarang Izy dari tadi memperhatikan Alin yang duduk di sampingnya. Alin tidak banyak bicara, tidak seperti biasanya Alin begitu. Sepengetahuan Izy cewek yang sudah diam-diam mencuri hatinya itu cewek yang cuek, cerewet dan tidak mau diam. Izy tidak betah melihat Alin yang aneh seperti ini. Izy pun mencoba mencairkan suasana. Dia memberanikan diri bertanya ke Alin apa yang sebenarnya terjdi sehingga membuat ia berebeda akhir-akhir ini.
“lin...”
“ya ada apa?”
“hhm boleh engga aku nanya?”
“tanya aja, ga apa apa..”
“sebenarnya ada apa sih sama kamu akhir-akhr ini aku perhatiin kamu sering diem. ga kayak biasanya...maaf kalo aku tanya gitu sama kamu”
Alin kembali diam, setelah sekitar 5 menit Alin baru berbicara.
“hmm...aku suka Rega, zy” (nafas Alin terdengar sedikit lega)
Tiba-tiba terasa ada petir yang menyambar hati Izy. Sejenak jantung Izy seperti berhenti mendadak. Sekarang Izy benar-benar yakin kalau tidak ada celah untuk Izy menjadi pemilik hati Alin cewek yang dari awal Izy temui sudah membuat hatinya tak karuan setiap berdekatan dengannya.
“mm ..terus” (menahan air matanya)
“tapi sekarang Rega justru deket sama sahabat aku sendiri, Syla”
“kamu cemburu?”
“aku belum yakin sama perasaanku, sebenarnya aku kenapa. Aku cemburu sama Rega atau aku ngerasa kehilangan sahabat ku yang dulu. Kamu tau sendiri sekarang Syla udah jarang banget jalan bareng sama kita sejak dia deket sama Rega.”
“owh gitu...ya udah lah kamu jangan terlalu mikirin soal itu toh mereka berdua juga ga jelas udah jadian atau belum. Syla juga masih kayak dulu ko, mungkin cuma perasaan kamu aja. Jangan murung gitu donk mana Alin sahabat aku yang selalu ceria?” (sambil nyubit pipi Alin)
“aw sakit tau...dasar jelek kamu” (bales nyubit)
Akhirnya Alin kembali ceria, mereka berdua saling mengejek. Izy sudah berhasil membuat Alin melupakan perasaannya walau sejenak. Izy berusaha menahan sakit yang dia rasakan tetapi semua itu tidak membuat Izy menjadi terus menerus sedih, bagi Izy melihat Alin senang dia juga ikut senang dan yang terpenting dia ada disamping Alin walaupun perasaannya tak terbalaskan. Sudah ada dibagian hidup Alin saja itu sudh sangat cukup buat Izy.
“makasih ya zy kamu udah hibur aku”
“heem...lain kali kalo sedih certa dunk ke aku masa punya sahabat ganteng gini di anggurin sih... :p”
“yeee ke-PD-an banget jadi orang”
“lagian kamu engga usah bilang makasih gitu kali biasa aja udah kewajiban aku buat ngehibur kamu”
“ya ya haha...”
Hari jumat malam pukul 20.14 WIB waktu Alin sedang berbaring di kamarnya sambil mendengarkan music dari i-pod nya. Handphone Alin berdering yang ternyata itu telfon dari Rega. Dan Aling langsung mengangkatnya.
“halo...”
“halo lin...apa kabar?kayaknya udah lama banget kita udah engga telfon-telfonan”
“baek...huum”
“oya lin kira-kira Syla lagi suka sama seseorang engga?”
“engga tau Syla belum cerita. Emang ada apa?ko tiba-tiba tanya gitu”
“hhmm sebenernya aku suka sama Syla lin. Sejak aku pertama aku ngeliat dia. Aku ngerasa nyaman banget tiap deket sama dia. Baru kali ini aku ngerasain rasa yang kayak gini.”
Duuuuueeerrr....!!bunyi petir yang tak kalah kencang seperti yang dirasakan Izy kemarin sekarang menyambar hati Alin. Tak sadar ada air mengalir dengan lancarnya dari mata Alin. ‘kenapa aku ngerasain sakit kayak gini apa aku bener sayanag sama Rega? kalo ya kenapa disaat aku pertama kali ngerasain perasaan yang aneh ini malah Rega suka sama cewek yang selama ini jadi orang yang paling deket sama aku. Syla orang yang slalu ada disampig aku, Syla orang yang paling bisa ngerti aku dan Syla adalah sahabat terbaik yang aku punya. ga mungkin dan ga adil banget kalo aku harus pertahanin rasa ini apalagi Syla punya pengalaman pahit sama temen deketnya dulu, aku ga mau kejadian yang menimpa Syla dulu keulang lagi. Aku harus berusaha buang rasa ini.’
“lin, Alin...ko kamu diem. Kamu masih disitu kan?”
“eh ya ga...maaf tadi ada trouble dikit hehe.”
“owh...trus sekarang aku harus gimana lin?aku belum nentuin waktu yang tepat buat nembak Syla?.”
“gimana kalo malam minggu besok...”
“boleh juga...trus gmana crany?”
“hmm gini..."
Bla.bla bla rencna disusun. Malam yang cukup sedih untuk seorang Alin. Untuk pertama kalinya ia jatuh cinta dan untuk pertama kali juga ia merasakan sakit yang teramat dalam karena cintanya tak terbalas. Haruskah ia memilih antara sahabat dan cinta?



************


Malam minggu tepat pukul 19.00 wib tiba-tiba Syla mendapat SMS atas nama Alin dan Izy.

*syla klo kmu msh anggap q ma izy shbt sekarang dteng ktmpat bys kta kmpl....alin&izy*

Syla langsung panik mendapat SMS yang aneh sekali dari Alin dan Izy. Apa ada yang salah dengan sikapnya. Syla tak ingin membuang banyak waktu dia sudah terlalu panik.
Lima belas menit kemudian Syla sampai ditempat yang Izy dan Alin maksud. Syla sama sekali tidak melihat ke-dua sosok sahabatnya di pohon besar taman sekolah tempat yang biasa menjadi tempat kumpul mereka. Syla duduk di bawah pohon itu sambil menunggu Izy dan Alin datang. Tiba-tiba ada daun yang jatuh tepat di tangan Syla dan daun itu ada sebuah kalimat yang membuat Syla semakin bingung dan membuat detak jantungnya berdetak tak beraturan.
‘kamu cinta yg selama ini aku cari’
Di depan Syla kemudian muncul sosok cowok yan tak asing lagi buatnya dan akhir-akhir ini sedang dekat denganya.
“Rega...ngapain kamu disini?”
“Syla...aku pengen ngomong sesuatu sama kamu. Sebenarnya dari kemaren-kemaren aku pengen ngomong sama kamu tapi aku belum dapet waktu yang tepat dan hari ini waktu yang tepat buat ngomonin itu...hm.”
Syla hanya diam...
“hmm...aku....aku sayang kamu. Kamu mau jadi pacar aku?”
“kamu serius?...”
“ya aku serius dari pertama aku liat kamu aku udah suka sama kamu Syl. Kamu beda sama cewek lain.”
“tapi aku harus tanya sama Alin dan Izy, mereka orang yang paling deket sama aku,.”
Tidak jauh dari tempat Rega dan syla berada, datang dua orang yang di tunggu kehadirannya oleh Syla.
“udah Syl kamu terima aja si Rega...aku sama Alin setuju ko. Rega cowok yang baik buat kamu.” (dukung Izy sambil memegang erat tangan Alin untuk menguatkannya) “ya kan lin?”
“eh amhh ya Syl bener kata Rega kami dukung kamu..”
“ya udah kalo kalian berdua dukung aku sama Rega, bagi aku kalian sahabat yang paling ngerti aku jadi semua keputusan yang mau aku ambil harus sepengetahuan kalia”(melihat Rega) “aku mau jadi pacar kamu Rega,.”
“terima kasih Syla..kamu udah mau jadi pacar aku.terima kasih”
“eit kalian jangan seneng dulu. Syla jangan sampe lupa aku sama Izy lho setelah kamu punya Rega. Kamu juga Rega jangan nakal sama Syla. awas lho kalo Syla sampe sedih, kamu tunggu aja apa yang aku dan Izy lakuin ke kamu...haha”
“tenang aja lin aku engga nakal ko sama Syla paling aku tangisin hhehhe becanda becanda..aku akan berusaha buat jadi yang terbaik buat Syla...” (menatap Syla dan memegang tangannya)
“ehm ehm...makin engga enak aja nih kita disini lin takut ganggu haha..aku sama Alin pergi dulu ya Syl, ga... dahhh” (menarik tangan Alin)
Alin dan Izy pergi menjauh, Alin sudah tak kuat menahan air matanya. Izy langsung mengenggam erat tangan Alin, berusaha menguatkan hatiwanita yang sangat di cintainya diam-diam.
“hssst...kamu engga boleh sedih gitu. Masa Alin yang tomboy gini ko mendadak cengeng sih” (menghapus air mata Alin) “coba deh kamu lihat mereka berdua, Syla terlihat senang sekali begitu juga dengan Rega. Kita semestinya ikut senang karena sahabat kita udah menemukan cowok yang tepat untuk Syla”
“ya zy...aku engga akan nangis lagi ko. Ini tangisan bahagia aku. semoga aja Rega memang benar-benar cowok yang tepat untuk Syla.”
“nah gitu donk...” (Izy mengacak-ngacak rambut Alin)
“ih berantakan tau...udah yuk ah cari tempat makan dah laper nih...”
“siap boz...”


************


“halo lin...”
“eh kamu Syl....ada apa?tumben telfon aku.”
“ko gitu sih ngomongnya..”
“ya dah maaf maaf..ada apa nih?
“aku mau ngobrol-ngobrol aja BeTe banget diruma engga ad siapa-siapa.kamu lagi ngapain sekarang ?”
“owh..emang tante kemana? aku baru mau mandi ...”
“pergi dari tadi siang belum pulang. Abis ini kamu ada acara engga?”
“engga ada kayaknya paling cuma nonton DVD yang baru aku beli tadi. Emangnya kenapa Syl?”
“aku ke rumah kamu ya..boleh kan?”
“ya udah kesini aja...”
“ok...tunggu aku ya”
“yupz”
Tepat 15 menit lebih 25 detik Syla sampai dirumah Alin. Syla langsung masuk ke kamar Alin. Tak dijumpai Alin di kamar itu. Terdengar suara guyuran air dalam kamar mandi.
“hmm Alin pasti masih di kamar mandi”
Syla merebahkan tubuhnya yang agak terasa lelah. Tidak sengaja ia menyentuh sesuatu kepunyaan Alin yang sebelumnya tak pernah di lihatnya. Benda berbentuk seperti buku namun terlihat lebih kecil dan berwarna merah. ‘buku apa ini, kayak diary’ . Syla kemudian membuka diary tersebut dan mulai membacanya.

Lembar pertama 

Hari ini seruuuu....!!!!!!!
jalan bareng sama Syla Izy gokil bareng di mall sambil jailin orang hhhahhahha...

Syla tersenyum membacanya teringat kejadian lucu saat mereka hangout ke salah satu mall di Jakarta.

Lembar kedua

Huaaaaaaaaaaaaaaaaa...malam yang aneh..

‘kenapa ni anak, sendirinya lebih-lebih aneh hhhehe’

Lembar ketiga 

Aq engga ngerti apa yg aq rasain sekarang. kenapa ya sejak kejadian malem itu aq ngerasa ada yg beda. apalagi setelah suara yg ada di telfon itu sekarang sering aq denger. seneng banget rasanya tiap aq denger suara itu. aq ngerasa nyaman padahal baru kenal. dan perasaan aq juga bilang pengen banget suara itu selalu ada nemenin aq....malam yg aneh tp indah 

‘????’
Lembar keempat 

Hhhu aku engga tega ngeliat Syla sedih kayak gitu, aku harus terus berusaha ngehibur Syla. Aku mau tangis Syla kemren malem jdi tangisan terakhirnya.. T.T

‘terima kasih Alin kamu emang sahabat terbaik aku... ’

Lembar kelima 

Seneng banget hari ini aq ketemuan sama pemilik suara itu hhhehe ..pengen cepet saat itu.. >_<

‘siapa orang yang Alin maksud?’

Syla semakin bingung sebenarnya siapa orang yang dimaksud di buku diary ini. Syla penasaran, ia membuka lembar selanjutnya.

Lembar keenam 

malam ini merupakan malam yang sedih sekaligus senang buat aq. sedih coz orang yang selama ini aq suka ternyata suka sama sahabat aq sendri. senang coz aq udah ambil keputusan terbaik dalam hidup aq yaitu melepas Rega untuk Syla, Syla lebih pantes ngedapetin cinta Rega coz Syla yg terbaik dan aq juga yakin Rega bisa bikin Syla jauh lebih bahagia...

  


Syla sangat terkejut tentang pernyataan Alin yang di tuliskan ke dalam buku diarynya, apa yang dia sempat duga dulu ternyata benar. Syla bingung apa yang sekarang harus ia lakukan tak mungkin baginya terus bersenang-senang di atas kesedihan Alin sahabatnya. Air mata Syla spontan mengalir.
“Syla, kapan dateng? Dari tadi ya? Maaf mandinya kelamaan hhe..” tegur Alin dengan handuk yang masih terpasang di kepalanya.
Sontak Syla terkejut dan segera mengembalikan diary alin ketempat semula sambil menghapus sisa air matanya.
“eh.. emh barusan ko..ya ga apa apa”
“hhehhe..”
“lin kayaknya aku nggak jadi nginep di sini deh soalnya barusan mamah telfon nyuruh aku balik.”
“loh ko mendadak gitu sih..tapi ya udah deh nggak papa, kamu cepet pulang aja.”
“ya..aku pulang lin.”
Syla berlalu dari hadapan Alin. Alin sempat heran dengan sikap Syla barusan nggak biasanya Syla kayak gitu, dingin padahal tadi di telfon kelihatan seperti biasa. Hem Alin tak begitu memusingkan sikap Syla barusan ia melanjutkan mengeringkan rambutnya.
Dalam perjalanan Syla menangis, dadanya terasa sesak. Ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri karena selama ini tidak menyadari bahwa Alin juga mencintai Rega seperti dirinya. Sepanjang perjalanan hingga sampai di rumah Syla terus menangis menyesali akan ketidaktahuannya atas perasaan Alin. Sudah tak terhitung berapa kali Alin memberikan senyuman kepadanya namun mengapa Syla malah membalas menyakiti Alin.

**********

Semenjak kejadian tersebut tak tahu kenapa sikap Syla berubah atau lebih tepatnya aneh terutama dengan Alin. Seperti yang terjadi sekarang ketiga sahabat itu sedang menikmati hidangan kantin yang serba sedarhana. Syla jauh lebih diam dari biasanya. Alin melirik kearah Izy dan mencoba memberikan isyarat agar Izy segera mencairkan suasana.
“syl...” panggil Izy memecah kesunyian sedari tadi
“ya...”
“gimana hubungan kamu sama Rega masih kayak surat sama perangko nggak hehe...”
“ye sekarang mah udah nggak jaman kali surat sama perango, kayak orang primitif aja...haha...ya nggak Syl..weks” ledek Izy menanggapi pancingan Izy
“uuuhh songong banget lu kayak dulu nggak lahir di jaman primitif aja, lu kan lahir bareng gue.”
“eh tapi kan sekarang gue idup di jamanmodern so ikut arus aja nggak kayak lu nmasih stay di situ-situ aja..hhha..”
“yee..ni anak ngelunjak ya”
“udah stop...apa apaan sih kalian nggak penting banget bencandanya. bete tau ....” bentak Syla kepada kedua sahabatnya kemudian pergi meninggalkan mereka tanpa menghiraukannya.
Alin dan Izy masih terdiam, mereka masih heran dengan sikap Syla barusan. Syla yang mereka kenal tidak seperi itu, Syla tak pernah bersikap kasar sedikitpun dulu. Alin kemudian berdiri berniat untuk menyusul Syla takut ia marah atau tersinggung dengan gurauannya dan Izy barusan. Namun Izy lansung menarik tangan Alin.
“biar aku aja yang nemuin Syla, kamu sementara di sini dulu..”
“tapi..”
“udah kamu tunggu di sini aja, kamu tau beres.”
Izy beranjak dari tempat duduknya dan segera menyusul Syla. Sedari dulu setiap ada sesuatu yang kurang mengenakkan di antara mereka bertiga selalu izy yang turun tangan dan alhasil selama ini memang Izy mampu menyelesaikannya. Izy bagaikan ayah di saat seperti ini yang mampu di andalkan oleh anak-anaknya.
Izy mencari kesemua sudut sekolah yang ia lewati namun tak di lihatnya Syla. Sampai kekelas dan ketoilet wanita namun tetap tidak ketemu sosok yang di carinya tersebut. Kemudian ia teringat suatu tempat dan langsung menuju tempat tersebut. Dan benar saja di taman sekolah tepat di samping pohon besar, duduk seorang cewek yang terlihat sangat sedang menangis. Ya benar itu Syla, tanpa membuang-buang waktu Izy langsung menemui cewek berambut panjang yang ia cari dari tadi.
“Syl,..” panggil Izy
“Izy..” saut Syla langsung memeluk tubuh kekar sahabatnya. Izy semakin kebingungan sebenarnya apa yang terjadoi dengan Syla mengapa ia sampai sesedih ini dan bersikap aneh tidak seperti biasanya. Izy berusaha menenangkan Syla terlebih dahulu dan membiarkannya menumpahkan semua tangisnya di bahunya, baru setelah Syla agak tenang izy menanyakan perihal tersebut.
“Syla lihat aku..”
Syla mencoba menghentikan tangisnya, sekarang ia sudah agak bisa menahan emosinya. Dan menatap wajah Izy sahabatnya.
“eh udahan nangisnya tar nggak ada stok air mata lagi loh..”
“dasar..” air mata Syla masih menetes.
“sekarang jelasin ke aku kenapa kamu gini..” Izy menghapus sisa-sisa air mata Syla.
Syla terdiam sejenak untuk mengatur emosinya hingga stabil agar mampu menceritakan masalahnya kepada Izy.
“alin zy..”
“kenapa sama Alin?”
“dia suka sama Rega?”
“kamu tau darimana?”
“kemarin-kemarin aku pergi kerumah Alin. Aku nggak sengaja nemuin buku hariannya dan aku baca dan isinya tentang semua perasaan Alin ke Rega” Syla kembali menangis.
“emhh...sebelumnya aku minta maaf aku nggak ada niat sedikitpun untuk nutupin ini semua ke kamu...sebenarnya..”
“sebenarnya apa”
“aku udah tau perasaan Alin ke rega jauh sebelum kamu pacaran sama Rega”
Belum sempat Syla mengeluarkan beberapa kata, Izy sudah terlebih dahulu menjelaskan alasan mengapa selama ini ia tidak memberitahukan perihal perasaan Alin kepada Syla. Walaupum telihat selkali wajah ketidaksetujuaan atas tindakan Izy namun akhirnya Syla mencoba mengerti dan menerima usaha yang dilakukan Izy demi menjaga perasaannya.
“sekarang kamu ngerti kan kenapa aku nggak kasih tau kamu tentang masalah ini. Kamu nggak marah kan Syl?”
“nggak Zy aku maklumi sikap kamu..” akhirnya Syla tersenyum
“syukur deh kalo gitu aku busa tenang sekarang...pokoknya kamu nggak boleh kayak tad lagi”
“ya ya nggak, aku janji.. ”
“gitu donk..hhehe..’
“zy..”
“ya..”
“aku mau tanya..”
“ya apa?”
“kamu sayang sama Alin kan?”
“yee sotoy..tau dari mana”
“udah kamu nggak usah boong, kamu mungkin bisa nutupin perasaan kamu ke Alin tapi nggak dengan aku,”
Izy tersenyum dan mengiyakan pertanyaan yang Syla maksud dan tanpa ragu menceritakan semua perasaan yang ia pendam selama ini. Mulai dari pertamakali ia merasakan suka, sayang bahkan cinta hingga detik ini walaupun Izy sudah mengetahui hati Alin bukan untuknya. Syla cukup mengerti apa yang di rasakan oleh sahabatnya itu. Syla juga tidak mau banyak memberikan komentar karena memang perasaan seseorang tidak bisa di tebak persis seperti keadaan yang sekarang ia alami.
“hmm gitu toh..udah cup cup cowok di larang mewek..”
“yeee..siapa yang mewek enak aja..”
Izy dan Syla kemudian asik bergurau. Dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikannya yaitu Alin. Alin merasa senang melihat Syla sudah kembali ceria berkat Izy. Izy memang sosok sahabat yang sempurna di mata Alin begitu pula Syla.

*********

“zy...udah dua hari Syla ga masuk. Dia juga nggak ada kabar sama sekali. Apa diang sakit?”
“nggak tau lin, tumbn¬umbenan Syla kayak gini...”
“huft..”
“gimana kalo entar pulang sekolah kita kerumah Syla aja lin”
“huum deh..”
Sepulang sekolah Alin dan Izy langsung menuju rumah Syla.
“Assalamu'alaikum....”
“Wa’alaikumsalam... (ibu syla membukakan pintu) “eh nak izy, nak syla. ayo silakan masuk...”
“terima kasih tante...maaf tante Sylanya ada nggak?” (tanya izy)
“ada, kebetulan ada Rega juga di dalem. Langsung ke ruang tengah aja ya”
Setelah mengetahui Rega ada dirumah Syla, Alin mendadak diam. Ibu Syla kemudian berlalu dari hadapan mereka berdua dan melanjutkan pekerjaan dapurnya yang sempat tertunda. Alin dan izy langsung menuju ruang tengah rumah Syla yang merupakan ruangan yang tidak asing lagi bagi mereka berdua. Di situ mereka jumpai rega sedang memegang angan Syla dengan hangat, jelas sekali terlihat kenyamanan Syla di sana.
Syla menyadari kehadiran kedua sahabatnya itu dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Rega, walaupun ada perasaan tidak enak mengganjal hatinya. Syla hanya ingin mencoba menjaga perasaan Alin sahabat terbaiknya.
“eh Alin, Izy kapan dateng?” sapa Syla
“barusan ko..” saut Izy sambil mendekat kepada seseorang yang berada di sebelah Syla yaitu Rega. “hei..Rega kemana aja lu hari gini baru nongol?” berjalan mendekati posisi dimana Syla dan Rega duduk. Alin masih tetap berdiri.
“nggak kemana-mana, lu nya aja yang nggak liat gue..hhaa. eh lin sini donk ngapain bengong di situ.”
Alin tersadar dari lamunannya yang tak begitu jelas dan berjalan mendekati mereka bertiga kemudian duduk di samping Syla. Alin mencoba tenang dan mulai mengeluarkan suaranya. Sementara Izy dan Rega masih asik bergurau berdua.
“emmh Syl, kamu kenapa kok dua hari ini nggak masuk ke sekolah? Kamu sakit ya?”
“Ya lin sakit makanya nggak bisaberangkat sekolah dulu”
“emangnya sakit apa?”
“nggak tau lin, yang tau mama..aku di suruh istirahat sama dokternya hhe..” terlihat sekali Syla sedang menutupi penyakit apa yang sebenarnya sedang diderita Syla.
“owh gitu..” Alin kembali terdiam. Suasana yang dingin menyeliuti hati Syla dan Alin, ada sesuatu yang berubah diantara mereka berdua sejak kejadian malam itu di mana Syla mengetahui perasaan Alin sesungguhnya.
“eh kok kalian berdua jadi diem-dieman gitu sih..” tegur Rega.
“ya nih nggak seru...” Izy berpindah tempat di dekat Alin dan memberikan isyarat kepadanya.
“hhe bisa aja ko, Cuma grogi aja ketemu orang sakit takut ketularan,..hhahaha.” Alin mulai bergurau
“wah parah kamu lin, ngeledek nih..” timpal Syla
“emang weks..”
Alin berhasil mengontrol emosinya dan suasana dingin yang sempat tercipta seakan berubah menjadi kehangatan di antara mereka berempat. Keadaan kembali seperti semula tanpa terlihat ada keteganggan seperti tadi.


*********
Dua bulan kemudian ^^

Akhirnya hari yang penuh ketegangan datang juga, ya hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional (UN). Ujian yang di rasakan oleh hampir semua siswa tingkat terakhir SD, SMP maupun SMA tidak adil karena kelulusan hanya di tentukan oleh beberapa hari saja sedangkan mereka menuntut ilmu dalam beberapa tahun. Sejak dulu permasalahan tentang adanya Ujian Nasional sudah menjadi topik yang tidak habis-habisnya di bahas menjelang akhir kelulusan namun tetap saja tidak di temukannya titik akhir. Di satu sisi pemerintah bersikeras bahwa Ujian Nasional harus tetap di jalankan karena menjadi ukuran tingkat pendidikan Indonesia di mata dunia. Padahal jika ditelisik lebih dalan untuk meraih standar minimal kelulusann begitu banyak penyimpangan. Ini memang realitas yang terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Seperti yang di akui Alin, Izy dan Syla mereka sebenarnya juga tidak setuju dengan adanya UN. Sebenarnya ini tidak adil tetapi mereka juga sadar sekeras apapun usaha seluruh pelajar untuk menghapus UN akhirnya tetap dipastikan UN akan dilaksanakan tahun ini.

Satu bulan kemudian ^^


**********

Alindya Luvyna Pramita : LULUS
Fahrizy Putra Rezky : LULUS
Syla Cerilya A. P : LULUS

Ketiga nama diatas terpampang jelas dipapan pengumuman kelulusan sekolah. Kegembiraan Syla, Alin dan Izy sudah tidak terbendung lagi. Tidak sia-sia perjuangan mereka selma tiga tahun menuntut ilmu disekolah kesayangannya ini. Hasil ujian mereka bertiga memuaskan. Canda tawa pun terus mereka luapkan. Semua beban yang mereka tanggung selama tiga tahun sudah lepas. Pemandangan yang sama juga ditunjukkan oleh siswa lainya yang lulus. Tahun ini memang sekolah Syla, Alin dan Izy meluluskan seluruh siswanya. Kebanyakan dari mereka saling mencorat-coret baju putihnya dengan berbagai macam tulisan. Begitu juga yang dilakukan Syla, Alin dan Izy.


*************

Setelah perayaan kelulusan seminggu yang lalu entah mengapa Alin dan Izy justru kehilangan komunikasi dengan Syla salah satu sahabat mereka. Sudah tak ada lagi kabar tentang Syla seakan Syla menghilang di telan bumi. Awalnya Alin dan Izy tidak menyadari ketidakberadaan Syla karena mungkin Syla sedang ada urusan dengan ibunya kesuatu tempat karena ketika bertemu terakhir kalinya Syla memang sering pergi bersama ibunya. Namun krena keadaan sperti ini berlangsung selama seminggu Alin dan Izy mulai mencai kabar tentang Syla. Dan akhirnya mereka berdua memutuskan pergi kerumah Syla. Dan alhasil sesampainya mereka di kediaman sahabatnya, mereka berdua hanya bertemu dengan pembantu rumah tangga keluarga Syla yang bisa mereka panggil dengan bi Utin. Bi Utin tidak banyak bicara beliau hanya menyerahkan sepucuk surat yang berwarna putih sesuai dengan warna kesukaan Syla kepada Alin dan Izy. Tanpa membuang waktu mereka membaca surat pemberian sahabatnya itu, dengan rasa penasaran yang masih menggebu.



Dear My Best Friends Alin dan Izy..

Hhey Alin, Izy gimana kabar kalian?aku kangen kalian berdua...
Emmh sebelumnya aku mina maaf sama kalian, aku menghilang selama beberapa hari ini. Emmh aku harus pergi sama mama aku dan aku ga bisa kasih tau kalian kemana aku pergi. Terima kasih kalian udah mau jadi sahabat terbaik aku. Kasih sayang kalian ke aku ga mungkin aku lupain. Aku mohon kalian ga nyari keberdaan aku sekarang. Semoga kalian baik-baik aja disana dan satu lagi untuk Alin, aku titip Rega ya. aku udah tau kamu suka sama Rega. Perjuangin cinta kamu...
thanks for all.SYLA...

Setelah Alin membaca surat itu, Alin tak kuasa lagi menahan tangisnya. Alin jatuh di pundak Izy untuk mencurahkan kesedihanya.


************

Sudah hampir dua bulan Alin dan Izy merasakan yang namanya bangku kuliah. Mereka kuliah di Universitas yang sama dengan Rega. Alin dan Izy pun mengambil fakultas yang sama hanya berbeda jurusannya. Tak da yang berubah di antara mereka berdua, sikapnya masih sama seperti dulu ketika SMA yang berbeda ialah tak ada Syla di samping mereka. Memang sulit bagi mereka untuk begitu saja melupakan Syla namun mereka tak dapat melakukan apa-apa, merekapun tak dapat mencari keberadaan dan kabar tentang sahabat SMA nya.
Tidak jauh berbeda apa yang di rasakan Alin dan Izy, ada seseorang yang juga sangat terpukul atas kpergian Syla yang mendadak dan tidak jelas mengapa ia meninggalkannya. Ya orang itu adalah Rega, leleki yang sangat mencintai sosok Syla yang lemah lembut. Rega sangat terpukul telah kehilangan kekasih yang sangat di cintainya itu. Hingga detik ini Frega masih mengharapkan Syla hadir di hadapanya dan berada di peluknya dan tak akan Rega lepaskan lagi. Bagi Rega selama ini tidak ada yang sanggup menggantikan Syla di hatinya termasuk Alin yang masih memendam perasaan istimewa terhadapnya. Namun inilah jalan yang harus Rega hadapi, Rega berusaha ikhlas telah kehilangan Syla.


**********

Singapura...

Seorang wanita cantik yang sudah hampir dua bulan menempati ruang rawat di salah satu Rumah Sakit yang ada di Singapura, sedang menikmati pemandangan dari jendela kamar rawat gedung lantai 10 itu. Dengan wajah yang terlihat pucat dan badan yang terlihat lebih kurus dari sebelumnya, matanya tidak lepas memandang suasana kota pagi hari di Singapura. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang tanpa sopan santun masuk keruang rawat Syla, sontak Syla merasa terkejut dan tidak menyukai kehadiran lelaki tersebut.
“hhey siapa kamu..main masuk ruangan orang aja, ga sopan banget”
Tegur Syla spontan tanpa memikirkan asal orang tersebut yang mungkin saja bukan orang indonesia dan tak mengerti bahasa yang di gunakan Syla.
“eh ternyata ada orang toh kirain ruangan ini kosong...” lelaki tersebut merespon pertanyaan Syla tanpa menunjukkan wajah yang merasa bersalah atas ketidak sopanannya. Lelaki tersebut ternyata berasal dari indonesia juga.
“ih polos banget dah tau salah juga masih ngeles...keluar gih..!!”
“eit sabar donk Non maen usir aja..kenalin aku Avin..”
“aku ga mau kenalan gih keluar..”
Hmmmh jutek amat ini cewek berasa di omelin nenek-nenek, tapi kalo di lia-liat manis juga. Ucap Avin dalam hati sambil mengeluarkan senyum kudanya.
“hey malah bengong nggak ngerti bahasa manusia ya..huft pagi-pagi udah bikin kesel..”
“ya ya aku keluar...dasar nona jutek..huhu”
“bodo..!!”
Avin akhirnya mau keluar dari kamar rawat Syla. Syla berusaha kembali mengontrol emosinya dan kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat tertunda oleh kedatangan lelaki yang tidak jelas itu. Tidak berapa lama kejadian tersebut datang seorang wanita separuh baya dengan seorang lelaki yang menggunakan jas warna putih mirip dengan jas yang biasa di gunakan oleh seorang dokter. Ya wanita itu adalah ibu Syla dengan dokter yang selama ini telah merawat Syla.
“Syla, waktunya kamu di periksa..” tegur ibu Syla kepada anaknya yang masih memandangi pemandangan di luar sana. Syla menurut dan berbaring di kasurnya. Dokter yang masih terihat muda itu kemudian memeriksa keadaan Syla.
“dokter, bagaimana perkembangan penyakit anak saya?”
“penyakit yang di derita anak ibu sudah menginjak tahap akhir. Sirosis hepatis harus segera di transplantasi hati. Tapi kami belum mendapatkan hati yang cocok untuk anak ibu.”
“bagaimana dengan hasil tes saya dokter? apakah hati saya bisa di cangkokan untuk anak saya?”
“maaf ibu dari hasil lab kami, organ hati anda tidak cocok dengan Syla”
“ya Tuhan, terus bagaimana anak saya dokter? saya ingin anak saya sembuh..” air mata ibu Syla menetes, seperti ibu lainnya yang sangat menyayangi anaknya ia sangat cemas dengan perkembangan kesehatan anaknya.
“ibu tenang saja, kami dari team dokter sedang berusaha mencari pendonor hati untuk anak Ibu.”
“ya dokter, terima kasih.”
Setelah memeriksa keadaan Syla dokter muda itu keluar meninggalkan kamar rawat Syla. Ibu Syla masih menagis melihat keadaan Syla yang menurun. Syla hanya tersenyum dan mencoba tenang menaggapi hasil pemeriksaan tadi. Tidak ada rasa cemas yang terlihat di wajah cantiknya seperti yang di tunjukkan ibu nya.
Di luar ada seseorang yang tak sengaja mendengar pembicaraan dokter dan ibu Syla tadi.


************

Indonesia..

“halo lin...” sapa Rega lewat telfon setelah telfonnya di angkat oleh Alin.
“ya Rega ada apa..”
“kamu dimana sekarang?sibuk nggak?”
“aku di rumah.ngga sibuk ..emang kenapa?”
“ya udah sekarang aku jemput kamu..”
Belum sempat Alin bertanya untuk apa Rega menjemputnya sambungan telfon sudah terputus. Dua puluh menit kemudian Rega sampai di rumah Alin dan mengajaknya ke suatu di mana dulu menjadi tempat favorit Rega dan Syla.
“ngapain kamu ajak aku kesini Rega?”
“aku mau bicara banyak sama kamu..”
“hmmh mau ngomong apa?”
Rega dengan suara yang terdengar parau memulai pembicaraannya. Rega menceritakan rasa kehilangan yang sangat mendalam selama ini setelah di tinggalkan oleh Syla dan Rega hingga detik ini tidak dapat melupakan Syla. Pembicaraan yang mendalam antara Alin dan Rega membuat mereka sesekali meneteskan air mata. Mereka sangat ingin mengetahui bagaimn keadaan orang yang sangat di sayangi oleh mereka yaitu Syla. Alin sangat mengerti apa yang di rasakan Rega karena rasa kehilangan rega terhadap syla tidak jauh berbedaa dengannya. Mereka sama-sama kehilangan sosok yang sangat spesial di kehidupan mereka.
“aku kangen Syla, lin”
“ya Rega aku ngerti, aku juga sangat merindukan Syla begitu juga sama Izy. Kami sangat kehilangan dia. Tapa kita tidak bisa berbuat apa-apa. Kami menghormati apa yang Syla suruh kalo kami nggak boleh nyari dia. Sekarang bukan waktunya kita sedih terus-terusan. Sekarang udah waktunya kamu cari kebahagiaan di luar sana yang sudah menanti kamu dari dulu. Aku yakin kamu, aku dan Izy bisa ngelewatin hari-hari tanpa ada Syla di samping kita”
“ya lin, aku ngerti. Terima kasih kamu udah mau luangin waktu luang kamu buat aku”
“sama-sama Rega.”
Alin trediam, ternyata perasaannya terhadap Rega tak berkurang sedikitpun malah setiap kali berdekatan dengan Rega perasaannya terus tumbuh. ‘Tuhan plis hapus Dia dari hati aku..’


**********


Singapura...

Untk menghibur dirinya Syla keluar dari kamar rawatnya. Syla berjalan menuju taman rumah sakit, ia melihat ada pohon besar di tengah taman persis dengan pohon yang ada di sekolahnya yang biasa menjadi tempat berkumpul dengan kedua sahabatnya Alin dan Izy. Syla segera duduk di samping pohon itu, ia sangat menikmati suasana hangat yang di ciptakan di situ. Hatinya terasa lebih tenang. Ia kembali mengingat indahnya dulu saat ia masih bersama kedua sahabatnya. Sedih, senang, duka dan lainya mereka lewati bersama. Syla memejamkan matanya. ‘hmm Alin, Izy, aku kangen sama kalian.apa kabar kalian di sana. Tunggu aku datang dan kembali berkumpul di pohon sekolah itu..tunggu aku’ . ketika Syla membuka matanya perlahan, telihat seorang lelaki yang sejak kemarin sudah tidak asing lagi di lihatnya. Muka Syla mendadak terlihat kesal.
“kamu lagi..ngapain kamu bediri di situ kurang kerjaan banget.”
“suka-suka aku donk, ..”
“huft..ngomong nih sama pohon”
Saking kesalnya Syla beranjak dari pohon itu menghindar dari Avin.
“eh nona jutek, jadi cewek tuh yang lembut dikit donk.”
“bodo weks..”
Avin menarik tangan Syla dan mengajaknya duduk kembli di pohon tersebut bersamanya.
“eh pegang tangan orang sembarangan, lepasin ga!”
Avin melepaskan tangan Syla. Muka Avin berubah menjadi serius, mukanya kini lebih terlihat dingin. Melihat ekspresi Avin yang berubah drastis syla menuruti keinginan Avin dan duduk tepat di sampingnya. Setelah beberapa menit barulah Avin mulai berbicara.
“ketika kita mulai mencintai seseorang, yakinlah dan percayalah bahwa cinta itu sebenarnya adalah persahabatan”
“maksud kamu apa?kenapa tiba-tiba ngomong gitu?
“apa ya, nggak tau..weks”
“ih...nyebelin.”
“hhhahhhaaa..”
Syla bingung melihat lelaki yang berada tepat di sampingnya, ia aneh, ia sangat misterius. Beberapa menit lalu wajahnya terlihat sangat serius dan kata-kata yang muncul tadi sangatlah sulit di tebak, karena kata itu mendadak ia ucapkan. Kini ia kembali menjadi lelaki yang menyebalkan dengan sikap cengengesanya yang tidak jelas. Namun memang Syla menyadari sejak Avin mengucapkan kalimat itu, ada ketertarikan Syla untuk mengenal Avin.
“hmmm..aku Syla..”
“dan aku Avin..”
“udah tau, kemaren kamu kan kepedean pamer nama ke aku.”
“ya ya deh..Syl boleh bilang sesuatu nggak?”
“apa?”
“sumpah ya kamu...juteeeeeeek!!!”
Avin berteriak di telinga Syla dan segera berlari menjauhi Syla yang mukanya sudah seperti gunung merpai yang sedang mengeluarkan api di dalam perutnya.
“avinnnnn jelek..”
Syla dan Avin asik dengan aktivitas berlari kesana kemari seakan penyakit yang mereka derita sirna untuk sementara. Tak habis-habisnya mereka saling mengejek satu sama lain. Syla kembali mendapatkan senyumannya bersama Avin.
“aduh..udahan ah. Cape tau..”
“yee, kamu cemen juga ternyata baru lari segitu aja udah nyerah. Masa kalh sih sama cewek...weks”
“eh enak aja, sori sori aja ya kalah sama kamu. Aku Cuma mau istirahat bentar aja tau..!”
“hhu udah kalah juga masih neles aja kamu..”
Avin hanya terdiam dan duduk sambil memegang dada sebelah kiri seperti menahan sakit.
“hei kamu nggak apa apa kan vin?”
“vin..” tidak mendapat respon dari Avin
“hhhhahaa..khawatir ya.” Tawa Avin pecah setelah mengetahui Syla begitu cemas dengan keadaannya.
“ihh..nggak lucu tau.”
“hhhahha”
Syla mengamati cowok yang ada di sampingnya, Syla yakin tadi Avin tidak sedang bercanda. Namun Syla tak begitu memikirkannya Ia kembali larut dengan candaan yang tadi sempat terputus bersama Avin.
Dari kejauhan ibu Syla melihat keceriaan di wajah Syla kini sudah kembali. Ia bahagia Syla sudah mempunyai teman dan tidak sedikitpun terlihat kemurungan di wajah cantik anaknya.

Keesokan harinya..
“sylaaa...!!!” teriakan Avin seakan memanggil maling yang berhasil melarikan diri sampai ke benua Eropa
Sontak Syla terkejut dengan suara keras yang memanggil namanya tersebut. Padahal ia sedang asik menulis melanjutkan kembali novel pertamanya yang sudah hampir terlupakan olehnya.
“Avin jeleg...!! kuping aku masih normal tau nggak usah triak-triak kayak di hutan gitu”
“hhhe maaf dah..eh kamu lgi ngapain pagi-pagi udah nongkrong aja di sini”
“mata kamu minus berapa nggak liat apa aku lagi ngapain..”
“nulis..”
“nah itu tau..”
“hhaha..nulis apaan?”
“novel..”
“what?!kamu bisa nulis novel.. nggak salah denger aku.”
“terserah kamu dah...”
“sejak kapan kamu suka nulis?”
“dari SD..”
“udah ada tulisan kamu yang di publikasiin?”
“belum..”
“loh ko gitu?..”
“aku belum berani.. lagian aku nggak sePeDe itu... hasil tulisan aku paling cuma Alin ma Izy yang baca.”
“bilang aja hasil tulisan kamu jelek makanya kamu nggak berani publiksiin..”
“biarein wekss..” Syla kembali melanjutkan aktivitas menulisnya. Avin yang merasa di kacangin kembali menarik perhatiaan Syla.
“eh coba liat itu syl.,”
“apa,,,mana?”
Avin mencuri start mencium pipi Syla. Dan beranjak pergi meninggalkan Syla.
“huaa Avin..!!!awas kamu.”
“weks...” (ejek Avin dari kejauhan)
Setelah Avin jauh dari pandangn Syla, wajah jengkel Syla berubah menjadi seyuman. Tak tahu apa yang ia rasakan. Perasaannya begitu senanga.
Kejadian itu di alami Syla dua minggu lalu. Dan sudah dua minggu ini juga Syla tidak bertemu dengan Avin. Syla merasa ada sesuatu yang hilang. Pertemanan yang sangat singat bersama Avin meninggalkan kenangan yang tidak mungkin bisa ia lupakan. Avin yang dalam waktu singkat telah membangunkan kembali jiwanya tak lagi mengisi kekosongan hari-harinya yang hanya bergelut dengan penyakitnya. Syla teringat betapa tenangnya ketika ciuman Avin mendarat ke pipinya minggu sore itu. Namun tak terpikirkan olehnya ciuman tersebut sebagai akhir perjumpaanya dengan Avin dua minngu ini.
“Syl, kok mama perhatiin kamu bengong terus dari tadi sambil pegangin pipi terus pula. Kamu lagi mikirin apa sih” tegur mama Syla yang dari tadi memperhatikan sikap anaknya yang terasa aneh.
“mama tau Avin nggak?”
“cowok yang kemarin-kemarin main kejar-kejaran sama kamu bukan?kok mama udah lama nggak liat dia sama kamu ya Syl? ”
“ya mah dia..itu juga yang jadi pertanyaan aku mah”
“kenapa? Syla kangen ya..”
“siapa bilang Syla kangen, Syla cuma penasaran dia kemana aja dua minggu ini biasanya tiap hari dia nongol tiba-tiba kayak jin tiap hari tapi sekarang ilang gitu aja nggak ada kabar.”
“itu namanya kangen, anakku sayang”
“hhu ya deh Syla ngaku, Syla kangen banget sama dia mah. Mama tau sendiri Syla seneng banget kalo di temenin dia. Dia kemana ya mah?”
“kamu udah coba nyari dia? Atau hubungin di lewat telfon gitu?”
“Syla nggak tau cara nyari atau hubungin dia mah. Syla nggak punya informasi tentang dia selain namanya.”
“ya udah Syla sabar tunggu aja mungkin dia lagi ada di mana gitu dan ga sempat kabarin Syla. Udah ya anak mama ga boleh murung lagi”
“ya mah..”
“o iya ini mama bawain makanan kesukaan kamu, di makan ya mama mau ke dokter dulu tanyain perkembangan kesehatan kamu.”
“ya mah taro di situ aja nanti Syla makan”
Syla sepertinya kehilangan selera makannya pikirannya masih tertuju pada Avin yang begitu misterius keberadaannya. Tidak berapa lama setelah mama Syla pergi dari kamar rawatnya terdengar suara yang memanggil namanya. Syla merasa kenal betul dengan suara itu. Ya suara itu persis seperti suara Avin, cowok yang baru saja menjadi bahan pembicaraan antara dia dengan mama nya. Yang berbeda adalah volume suara yang lebih lembut dan terdengar kecil sekali hingga si sumber suara berulang kali memanggil nama Syla. Dengan penuh keraguan Syla menoleh dan menjumpai sosok seorang lelaki yang begitu ia rindukan dengan perasaan yang tidak seperti biasanya.
“Avin..?”
“ya aku..”
“kamu kemana aja? Ngilang seenaknya, aku bingung tau. Mau cari kamu tapi nggak tau kemana, mau hubungin kamu tapi nomor telfon kamu aja aku nggak punya. Tau nggak sih dua minggu ini aku bosen banget nggak ada orang yang aku jadiian bahan ledekan...” dan bla bla bla Syla seperti burung berkicau tiada henti. Avin hanya tersenyum menanggapi ocehan Syla yang tidak jelas dan mengambil posisi duduk tepat di hadapan Syla.”
“ssst sejak kapan si jutek berubah jadi si cerewet”
“barusan..” Syla menjwab dengan polosnya.
“dasar..” mengacak lembut rambut Syla.
“ihh..berantakan tau. Kamu kemana aja? Kenapa baru nongol?”
“aku nggak kemana-mana..”
“terus kenapa nggak nemuin aku?”
“kenapa emangnya..kangen ya”
“yee..geer”
“hhhe...”
“emhh vin..”
“ya..”
“aku boleh tanya?”
“tanya aja gratis kok”
“emhh seandainya dalam waktu dekat ini ada cewek yang nyatain perasaannya ke kamu. Kamu terima nggak?”
“nggak..”
“kenapa?”
“karena aku cuma sayang kamu..”
“ha? Apa?”
Avin hanya tersenyum melihat ekspresi Syla dan menutup mata Syla. Lalu Avin kembali mendaratkan ciumannya di kening Syla dan kemudian segera berlalu meninggalkan Syla yang masih terkejut atas pernyataan Avin barusan dan tentu juga karena tiba-tiba Avin mencium keningnya. Setelah membuka mata Syla tidak lagi menemukan sosok Avin di hadapanya. ‘apa yang terjadi barusan itu mimpi’ . butir-butir air menetes di pipinya. Ia merasakan kehilangan yang teramat sangat melebihi rasa kehilangan yang pernah ia rasakan kepada Alin, Izy atau bahkan Rega sekalipun.


*************

“Syla..” panggil mama Syla yang langsung memeluk erat putrinya ikut ketika mendapati Syla sedang menulis di ranjangnya.
“mama ada apa dateng-dateng kok gini sambil nangis lagi”
“mama bahagia nak bahkan sangat bahagia..”
“ya bahagia kenapa?”
“dokter sudah menemukan cangkok hati yang cocok dengan kamu nak, dan kata dokter lusa kamu udah bisa di operasi itu berarti sebentar lagi kamu sembuh nak. Namun dokter merahasiakan identitas pendonor hati itu pada ibu”
“Alhamdulillah mah, Syla ikut senang. Walaupun nggak tau siapa malaikat itu Syla janji akan jaga hatinya di tubuh Syla”
Mama kembali memeluk Syla dengan erat dan tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih. Syla pun demikian.
Banyak hal yang ada di pikiran Syla salah satunya ialah masih seputar Avin. Ya Avin yang selalu ada untuk senyumnya. Avin yang selalu memberikan tawa untuknya. Avin yang selalu ada untuk tangisnya. Avin yang selalu ada untuk ceritanya dan Avin yang selama ini ada di hati Syla. Walau sangat singkat waktu yang di berikan Tuhan atas kebersamaanya dengan Avin namun kenangan yang di tinggalkan sungguh sangat membunuh hati Syla yang teramat dalam. Syla tidak mampu menutupi perasaan sedih dan kehilangannya terhadap Avin jauh di lubuk hatinya ia memang mencintai Avin. Sangat mencintai Avin. Itulah yang mengganjal rasa bahagianya yang akan segera lepas dari penyakitnya.


*************
Satu tahun kemudian...

Indonesia..

“hmm cerah banget udara pagi ni..” ungkap seorang gadis sebagai rasa syukur terhadap sang pencipta yang akhirny hingga detik ni ia di beri kesempatan untuk dapat menghirup udara segar pagi ini. Pikirannya pun melayang jauh seakan terbebas dari segala belenggu penyakit yang selama ini ia derita. Ia mengingat kembali akan masa saat menahan sakit yang begitu hebat dihatinya, masa-masa sulit yang ia hadapi untuk bertahan melawan penyakitnya dan masih banyak lagi kesulitan yang berhasil ia lewati.‘terima kasih Tuhan engkau masih memberikan nafas untukku..terima kasih. Dan terima kasih ku untukmu Avin :)’
“syla...!!” panggil Alin dan Izy yang segera mendekati sahabatnya.
“hei kalian..”
“ngapain kamu di sini terus..yuk kita pergi ada sesuatu yang mau aku dan Alin tunjukkin ke kamu.”
“yuk..”
Ketiga sahabat itu berlalu meninggalkan pohon di taman sekolah tersebut dengan suka cita.

Sebuah buku tertinggal di sana di dekat pohon. Lembaran kertasnya tertiup oleh angin. Buku yang bertuliskan sebuah cerita Cinta dengan Persahabatan.

Cinta bukan suatu hal yang menjadi impian
Cinta dengan mudah kita dapatkan ketika kita mengerti akan arti persahabatan..
Mom, thanks for your love..
Alin, Izy thanks for this friendship..
And Avin thanks for this story..
“when you love someone, you will agree that actually love is friendship”

Rabu, 15 Desember 2010

Kemuliaan Ibu

Kemuliaan Ibu.. :)
Suatu ketika seorang bayi siap di lahirkan ke dunia..
Menjelang di turunkan ia bertanya, kepada tuhan..
“para malaikat di sini mengatakan bahwa Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapai bagaimana cara saya hidup di sana. Saya begitu kecil dan lemah” kata si bayi..
Tuhan menjawab “Aku telah memilih salah satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”
“tapi di surga, apa yang saya lakukan hanya bernyanyi dan tertawa. Inicukup bagi saya untuk bahagia.” Demikian kata si bayi..
Tuhan pun menjawab.”malaikat akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.”
Si bayi pun bertanya kembali. “dan apa yang saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu?”
Sekali lagi Tuhan menjawab “malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa”
Si bayipun masih belum puas , ia pun bertanya lagi “saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya?”
Dengan penuh kesabaran Tuhan pun menjawab. “malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipun”
Si bayi tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya . “tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi”
Dan Tuhan pun menjawab “malaikatmu akan menceritakan kamu tentang Aku. Dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku. Walaupun sesungguhnya aku selalu ada di sisimu”
Saat itu syrga begitu tenangnya, sehingga suasana dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya “Tuhan...jika saya harus pergi sekarang. Bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat dirumahku nanti?”
Tuhanpun menjawab “kamu dapat memanggil malaikatmu IBU...”
Kenanglah ibu yang menyayangimu..
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi..
Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu..
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu?..
Dan ingatkah engkau ketika air mata menetes dari ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?..
Sesekali jenguklah ibumu yang yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau di lahirkan..
Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu..
Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan engkau rindukan di mas datang ketika ibu telah tiada..
Tak akan ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita..
Tak ada lagi senyuman indah tanda bahagia..
Yang ada hanyalah kamar kosong tiada penghuninya..
Yang ada hanyalah baju yang di gantung di lemari kamarnya..
Tak ada lagi dan tak akan ada lagiyang meneteskan air mata mendoakanmu di setiap hembusan nafasnya..
Kembalilah segera..
Peluklah ibu yang selalu menyayangimu..
Ciumlah kaki ibu yang selalu meridukanmu dan berikanlah yang terbaik di akhir hayatnya..
Kenanglah semua cinta dan kasih sayangnya..
Ibu..,maafkan aku. sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas..